Rabu, 24 April 2024

Sesat Pikir dan Cacat Logika (bag.2)

 Belajar dari buku karya DR. Fahruddin Faiz  yang berjudul:


Ihwal Sesat Pikir dan Cacat Logika

(dibaca mulai 14 Maret 2021)


Catatan sebelumnya ada di Sesat Pikir dan Cacat Logika (bag. 1)


BIAS-BIAS DALAM BERPIKIR ( Cognitive Bias)


Bias Cognitive adalah kecenderungan seseorang untuk memberikan penyimpulan atau penilaian yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah rasionalitas atau sesat pikir.

Bias Cognitive dapat terjadi antara lain karena keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah informasi atau karena mekanisme mental yang tidak tepat saat merespon informasi  


JENIS BIAS COGNITIF:


1. Action Bias (AcB)

Hanya melihat tindakan yang sudah diambil, namun tidak melihat ketepatan, fungsi dan efektivitasnya.

Contoh:

"Yang penting kerja."

"Yang penting sudah berusaha, hasilnya bisa dimaklumi."

Catatan:

Dari sisi psikologis, memang terdapat kecenderungan untuk menganggap lebih baik melakukan a pa saja dibanding diam saja, saat menghadapi ketidakpastian.

Semua problem kemanusiaan berawal dari ketidakmampuan manusia untuk duduk diam di kamar sendirian. di rumah belajar. (Blaise Pascal)


2. Assosiation Bias (AsB)

Menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, padahal sebenarnya tidak berhubungan.

Contoh:

"Setiap kali menggunakan baju putih saat ujian, aku pasti lulus dengan nilai yang memuaskan."

"Setiap kali tidur di atas jam 12 malam, esok harinya pasti mendengar berita baik."

Catatan:

AsB sebenarnya dimiliki manusia secara alami, meskipun demikian, berpotensi mudah menciptakan pengetahuan palsu.

Dunia periklanan memanfaatkannya dengan menciptakan hubungan yang absurd antara produk dan emosi.


3. Availability Bias (AvB)

Menciptakan suatu gambaran tentang sesuatu dengan menggunakan contoh-contoh yang lebih mudah muncul dalam pikiran. Hal ini tentu konyol/absurd, karena realitas tidak tergantung kepada apakah kita lebih mudah mengingatnya atau tidak.

sesuatu yang diulang-ulang akan emnampil di pikiran kita.

contoh:

"Merokok tidak apa-apa untuk kesehatan, buktinya kakekku menghabiskan 3 pak/hari dan usianya sampai 90 tahun."

"Jakarta itu aman. Temanku tinggal di sana, rumahnya tidak pernah kemalingan, walau tidak dikunci."

Untuk melawan AvB, pikiran kita harus terbuka juga terhadap kemungkinan-kemungkinan lain yang berbeda dengan yang selama ini kita yakini.

Pikiran itu tidak seperti bejana untuk dipenuhi, namun seperti api untuk dinyalakan.(Plutarck)


4. Kausalitas tidak sama dengan Korelasi

Kausalitas: sebab akibat; sesuatu yang awal menjadi sebab bagi sesuatu selanjutnya.

Korelasi: hubungan; tidak semua korelasi itu kausalitas

contoh:

Rangking --- punya banyak buku

Pandangan : seorang pelajar akan mendapat rangking atas kalau di rumahnya ada banyak buku.(kausalitas)

Logikanya: Orangtua yang terpelajar biasanya lebih menghargai ilmu, diantara cirinya: meliliki banyak buku di rumahnya. (korelasi)

Jadi, tingginya ranking bukan karena banyaknya buku yang dipunya, tapi perhatian orang tua yang terpelajar terhadap perkembangan pendidikan anaknya.

Berpikirlah untuk dirimu, dan biarkan orang lain menikmati hal sama melakukannya. (Voltaire)

 

5. Seolah lebih masuk akal (Conjunction Fallacy)

Manusia cenderung lebih tertarik dengan segala hal yang "lebih harmonis" atau lebih masuk akal, padahal mungkin isinya sama. Kondisi spesifik lebih memungkinkan daripada kondisi umum.

konjungsi = hubungan.

contoh:

1. Bandara ditutup sehari. Semua penerbangan dibatalkan.

2. Bandara ditutup sehari, karena cuaca buruk, semua penerbangan dibatalkan.

Fakta: Biasanya kita memilih (2) karena lebih masuk akal.


6. Efek Perbandingan (EP)

Kita menganggap sesuatu itu mahal karena membandingkan dengan yang murah. Juga dalam hal cantik, besar, luas, tinggi, dll.

EP sering dimanfaatkan oleh para penjual dengan program diskon dan bonus.

Setiap orang dapat melakukan keajaiban. Setiap orang dapat mencapai tujuannya, kalau ia mampu berpikir, mau menunggu dan siap berproses.(Hermann Hesse)


7. Engkau seperti Aku

Berdasarkan penelitian, setiap orang suka jika bertemu dengan orang yang penampilannya menarik, mirip dengan kita dalam gaya, hobi, minat juga asal usulnya dan dia menyatakan suka kepada kita.

Manusia berhenti berpikir saat mereka berhenti membaca. (Denis Diderot)


8. Wajah manusia di planet Mars

Otak manusia memiliki kecenderungan mencari "pola" dan "aturan" sesuai hal-hal yang ada dalam pikirannya. Dalam merumuskan "pola" kita cenderung over sensitif.

contoh:

* Ada lafadz Allah di awan

* Ombak bertuliskan ayat Al Qur'an

Percaya itu mudah, namun berpikir itu sulit. Berpikir tentang mengapa kita percaya, itu lebih sulit.lagi. (Erik Pavernagie)


9. Framing

Bukan apa yang engkau katakan namun bagaimana engkau mengatakannya.

Kalau satu pesan bisa disampaikan dengan beberapa cara, maka ia juga akan diterima dengan beberapa cara.

Sadarilah: apapun yang kamu komunikasikan pasti mengandung framing dan segala hal yang kamu terima tidak akan bersih dari efek framing.


10. Halo Effect

Satu aspek (misalnya kecantikan, status sosial, umur)memunculkan kesan positif atau negatif, biasanya akan dijadikan dasar untuk menilai semua aspek yang lain secara keseluruhan.

Contoh:

Cantik----> baik, jujur, pintar sukses.

Seorang artis cantik dijadikan model iklan untuk berbagai produk.

Tato------> preman, kriminal.

Halo Effect menghalangi pemahaman kita yang sejati atas realitas.

Untuk menghindarinya: 

- bergerak melampaui yang kelihatan

- membiasakan berpikir tanpa melakukan over generalisasi

- telaah mendalam dan komprehensif atas satu peristiwa, seseorang atau sesuatu.

Sebagian besar kesalahan dalam berpikir terjadi karena ketidaktepatan persepsi, bukan karena kesalahan logika. (Edward de Bono) 


11. Haruskah Berakit-rakit ke hulu?

Tidak setiap situasi cocokdengan peribahasa ini. Kalau memungkinkan, mengapa tidak?

* masalah selesai tanpa ada yang dikorbankan.

* masalah selesai tanpa harus bersusah-susah dahulu.

* pengobatan yang menyenangkan

* bahagia di dunia sekaligus di akhirat


12. Ilusi Kontrol

Contoh: 

* Saat di lift kita merasa tenang karena ada tombol emergency

* Saat melakukan dosa kemudian gelisah, namun kemudian tenang karena teringat bahwa Allah Maha Pengampun.

Manfaat cara berpikir Ilusi Kontrol  adalah mendukung kita untuk bersikap tenang, tidak mudah panik dan tidak gampang putus asa.

Dalam dosis yang keliru, IK membuat kita sembrono dan tidak waspada. Yang perlu diingatt bahwa dalam hidup ini SEGALANYA BISA TERJADI.


13. Ilusi Ramalan

Banyak informasi yang bersifat ramalan membombardir kita, terutama di media.

Menghadapinya: santai.

Pertanyakan 2 hal ini:

1. Keuntungan apa yang diperoleh siperamal?

- dia bekerja untuk siapa?

- apakah dia sedang butuh meningkatkan kredibilitasnya?

- apakah dia orang yang membutuhkan popularitas?

2. Selama ini, seberapa kualitas kebenaran omongannya? Berapa % kebenarannya?

Berpikir jernih itu lebih memerlukan keberanian dibandingkan kecerdasan.(Thomas Sease)


Manusia tidak lain merupakan produk pikirannya. Apa yang dia pikirkan, menjadi seperti itulah dirinya. (Mahatma Gandhi)


14. Ilusi Model Iklan

Kita digiring untuk berpikir bahwa, kecantikan model iklan karena produk yang digunakan/diiklankan.. Faktanya: karena dia, maka dia yang dijadikan model.

Sebuah kampus dianggap favorit karena lulusannya berkualitas, faktanya ada seleksi ketat saat masuk sehingga mahasiswa yang diterima memang orang berkualitas.


Catatan:

* Kelanjutannya ada di Sesat Pikir dan Cacat Logika (Bag. 3)

* Tulisan ini sekedar catatan pribadi, untuk dibaca dan dipahami, semoga bermanfaat.

* Disarankan tidak copy paste sebagian atau seluruh tulisan ini untuk referensi atau publish.

* Untuk dijadikan referensi, sebaiknya membaca bukunya langsung, bisa didapatkan di market place.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rahasia Asma'ul Husna (Bag. 5)

  Kumpulan Dzikir Asma’ul Husna Yang Berkaitan Dengan Sifat ALLAH YANG MAHA PENCIPTA Rahasia Asma'ul Husna (Bag.1)  Rahasia Asma...