Selasa, 23 April 2024

Sesat Pikir dan Cacat Logika (Bag.1)

Belajar dari buku karya DR. Fahruddin Faiz  yang berjudul:


Ihwal Sesat Pikir dan Cacat Logika

(dibaca mulai 14 Maret 2021)


PENDAHULUAN


PASAL 1. Manusia adalah binatang yang berakal budi

1. Salah satu pembeda manusia dengan makhluk-Nya yang lain adalah kemampuannya berpikir atau menanggapi kehidupan dengan akal budinya.

2. Logika merupakan cabang filsafat yang mempelajari cara berpikir yang benar serta mengidentifikasi model berpikir yang sesat dan keliru.


PASAL 2. Barangsiapa yang ingin berpikir runut, jernih dan dapat dipahami, logika adalah kunci.

1. Berpikir runut, jernih dan dapat dipahami adalah dasar dan pondasi kehidupan di bumi.

2. Logika merupakan kajian tentang penalaran (cara berpikir)

3. Target logika: Berpikir yang benar dan membuat orang mampu membedakan antara penalaran yang baik dengan penalaran yang buruk.

4. Atas karunia Allah, manusia secara alamiah memiliki kemampuan  berpikir, tanpa harus sekolah, membaca buku logika atau kuliah filsafat.

5. Kemampuan berpikir akan berkembang dan optimal jika diasah, dilatih dan dipelajari secara serius.


PASAL 3. Logika menunutun manusia berpikir secara dengan benar, menemukan dasar keputusan paling masuk akal dan mendeteksi salah-cacat dalam mengambil kesimpulan.

Berpikir disebut logis jika memuat 3 hal:

- KONSISTEN (tidak ada kontradiksi dalam sistem berpikir)

- JELAS (premis dapat dipahami, prosesnya relevan dan kesimpulannya sesuai.

- UTUH/KOMPREHENSIF (tidak ada variabel yang tidak terpikirkan/tidak masuk dalam argumentasi)


PASAL 4. Logika menjadi penopang kehidupan manusia sepanjang sejarah dalam membangun peradabannya (sejarah logika).

Dua prinsip Aristoteles dalam logika:

- hukum mengecualikan jalan tengah (karena setiap pernyataan, kalau tidak benar, ya salah)

- hukum nonkontradiksi (karena tidak mungkin ada pernyataan yang sekaligus benar dan salah).


PASAL 5. Berpikir juga bisa salah, itulah mengapa kita harus srius belajar logika, juga mengenali jenis kesalahan berpikir.

1. Belajar berpikir yang benar adalah sebentuk terimakasih dan ungkapan syukur manusia kepada Tuhannya.

2. Manusia makhluk tidak sempurna sehingga rentan terhadap salah dan alpa, termasuk dalam berpikirnya.

3. Pikiran mudah: terpengaruhi, tertipu, tersesat, beralih fokus, terdistraksi, tergadaikepentingan, terjerat ambisi, dll.

4. Belajar logika untuk:

- mengasah kemampuan berpikir secara tertib, jelas dan dapat dipahami.

- menjaga agar tidak terjatuh dalam kesalahan-kesalahan berpikir (logical fallacy):

* memahami apa saja bentuk dan jenis cara berpikir yang tergolong keliru

* mendisiplinkan diri untuk tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut.

***

Beberapa Istilah yang perlu dipahami:

Proposisi: Kalimat pernyataan yang memiliki arti utuh.

Premis: Proposisi yang digunakan sebagai dasar pemikiran untuk penarikan kesimpulan.

Analitika: Meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar.

Dialektika: Meneliti argumentasi yang bertitik tolak dari hipotesis atau proposisi yang tidak pasti kebenarannya.

Afirmasi: Penegasan

Negasi: Penyangkalan

***


Catatan: 

* Baca juga:

Sesat Pikir dan Cacat Logika (Bag. 2)

Sesat Pikir dan Cacat Logika (Bag. 3)

* Tulisan ini sekedar catatan pribadi, untuk dibaca dan dipahami, semoga bermanfaat.

* Disarankan tidak copy paste sebagian atau seluruh tulisan ini untuk referensi atau publish.

* Untuk dijadikan referensi, sebaiknya membaca bukunya langsung, bisa didapatkan di market place.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rahasia Asma'ul Husna (Bag. 5)

  Kumpulan Dzikir Asma’ul Husna Yang Berkaitan Dengan Sifat ALLAH YANG MAHA PENCIPTA Rahasia Asma'ul Husna (Bag.1)  Rahasia Asma...