بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ - ١
Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,
ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ - ٢
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,
يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ - ٣
dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.
كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ - ٤
Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ - ٥
Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu?
نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ - ٦
(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,
الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ - ٧
yang (membakar) sampai ke hati.
اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ - ٨
Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ - ٩
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
Belakangan, terutama di media sosial, terasa semakin ringannya sebagian
netizen mengumpat dan mencela orang lain dengan postingannya. Adakalanya, kita
terpancing juga untuk menanggapi dengan memberikan komentar. Sehalus,
seobyektif dan senetral apapun komentar yang kita berikan, tetap saja
mendapatkan cipratan berupa celaan atau umpatan.
Penasaran dengan kondisi tersebut, sekilas saya ingat ayat Al-Qur’an,
bahkan dalam satu surat di juz 30, terntang pengumpat dan atau pencela.
Membaca terjemahnya saja, saya tidak puas. Dilanjutkan membaca
tafsirnya. Yang tersedia baru ada tafsir Ibnu Katsir. Itupun tidak puas.
Kemudian saya cari di youtube. Ternyata banyak channel yang menayangkan
kajian tafsir surat Al-Humazah dengan beberapa nara sumber.
Pertama saya buka channel dengan narasumber Ustadz Adi Hidayat. Dari
penjelasannya yang panjang lebar, saya mendapatkan beberapa catatan:
1. Humazah هُمَزَةٍ (pengumpat) dan lumazah لُّمَزَةٍۙ (pencela) di akhiri dengan huruf ta marbuthoh, menunjuk pada sifat perempuan (ayat 1)
2. ۨالَّذِيْ biasanya untuk laki-laki (ayat 2)
Sebuah gambaran, banyak perempuan yang sering
mengumpat dan mencela, sedangkan laki-laki senang mengumpulkan harta.
3.
Al Qur’an menceritakan dengan detail bagaimana
siksaan di neraka Huthomah, sebagai tempat bagi pengumpat, pencela dan
pengumpul harta yang tidak digunakan di jalan Allah, seharusnya ancaman itu
dihadirkan dulu supaya berpikir sebelum melakukan maksiat.
Berikutnya saya buka channel dengan narasumber Dr. Muhammad Yahya.
Jujur, baru ini saya tahu ada kajian beliau. Begitulah, banyak bertebaran di
internet kajian dengan narasumber yang berbeda-beda, namun sangat kita belum mengetahuinya.
Sekali lagi, ini atas petunjuk Allah, entah lewat siapa sebuah link sampai ke
kita. Ternyata link itu sudah bertahun-tahun tayang di youtube.
Dari penjelasan beliau saya mendapatkan beberapa catatan:
1. وَيْلٌ (celakalah) merupakan ungkapan yang menggambarkan dua jenis perasaan:
-
Sangat marah/kecewa
atas perbuatan yang dilakukan seseorang.
-
Sangat
sedih/kecewa/menyesal untuk sesuatu yang tidak bisa diubah/dibenahi, dalam hal
ini sudah di akhirat.
2.
Akhiran ةٖ ( ta marbuthoh) tidak selamanya menunjukkan
sifat perempuan, tapi bisa juga menjelaskan sesuatu yang paling ekstrim. Jadi
humazah artinya banyak mengumpat, lumazah banyak mencela.
Menurut Ibnu Abbas,
yang dimaksud humazah adalah ghibah, membicarakan keburukan orang lain di
belakangnya, sedangkan lumazah dimaksudkan membuka aib seseorang di depan yang
bersangkutan dengan kata-kata ataupun sikap/ bahasa tubuh.
3.
Al Qur’an
menggambarkan neraka Huthomah dengan detail, juga neraka yang lain, agar
tergambar dalam memori kita, tentu saja bagi hati yang tidak bebal, sehingga
bisa menjadi pengingat untuk menghindari perbuatan yang akan menggiring
pelakunya ke sana.
4.
Humazah, lumazah,
huthomah memiliki makna yang berdekatan, yaitu memecah/menghancurkan/menyakiti.
Humazah, lumazah
biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki posisi lebih tinggi/ power full,
karena memiliki banyak harta (ayat 2).
Humazah, lumazah
akan memecah/menghancurkan/menyakiti hati orang yang didzolimi, yang karena posisinya
tidak punya supporter atau cara untuk membalas, maka Allah yang akan menolong.
Perlu diingat, tidak
ada hijab antara Allah dan doa orang yang didzolimi, meskipun dia orang kafir.
Huthomah, neraka
yang menyakiti pelaku humazah, lumazah dan pengumpul harta, sebagai balasan.
Yang ketiga, channel youtube dengan narasumber
Dr. Firanda Andirja.
1.
Di dalam Al Qur’an,
hanya ada dua surat yang diawali dengan kata وَيۡلٞ , yaitu surat Al Humazah dan Al
Muthoffifin. Hal ini terkait dengan merugikan/berkaitan dengan orang lain. Dosa
yang berkait dengan orang lain lebih berbahaya dibandingkan dengan dosa yang
berhubungan langsung dengan Allah. Jika dosa yang terkait dengan ibadah
mahdhoh, urusan pribadinya dengan Allah, dan Allah Maha Pengampun, sedangkan
jika berkaitan dengan orang lain, maka yang bersangkutan akan menuntut kita di
akhirat.
Imam Syafi’I mengatakan,
seburuk-buruk bekal menuju hari kiamat adalah dosa berbuat kedzoliman kepada
orang lain.
Al Muthoffifin: mendzolimi
orang lain dalam hal harta (mengurangi timbangan).
Al Humazah:
mendzolimi orang lain dalam hal harga diri.
Humazah dan lumazah
biasanya memiliki sifat sombong, merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain
dan merendahkan.
Api neraka Huthomah
akan membakar sampai ke dadanya, karena sumber dosanya karena kesombongan dalam
hatinya.
Tafsir Al Misbach,
Prof. Dr. Quraish Shihab.
Al Humazah turun di
Makkah, sebelum hijrah ke Madinah. Menurut kebanyakan ulama, surat ke 31 yang diterima nabi.
Beberapa pengertian وَيۡلٞ :
-
Kecelakaan
-
Siksa yang akan
dialami di neraka.
-
Ada lembah di neraka
yang bernama Wail.
-
Semacam doa untuk
jatuhnya kecelakaan pada seseorang
Humazah :
mendorong / hamazat: dorongan-dorongan negative.
Humaz:
kata-kata buruk yang mendorong orang lain, biasanya saat orangnya tidak ada.
Lumazah:
mengejek dengan Gerakan, kerlingan mata yang membuat yang bersangkutan
ditertawakan orang lain., ada atau tidak orang yang bersangkutan.
Ada 6
menceritakan keburukan orang lain yang bisa ditoleransi:
1. Dengan harapan bisa meringankan apa yang dialami (kalau bisa ditahan,
adukan ada Allah).
2. Kepada orang yang bisa menghalangi keburukan itu.
3. Meminta fatwa/ pendapat pada yang berkompeten.
4. Orang yang terang-terangan melakukannya tanpa malu.
5. Memperkenalkan orang yg tidak bisa dikenali kecuali menceritakannya
sebagai ciri-ciri yg melekat padanya
6. Memberi peringatan kepada orang lain, sebatas melindungi dari
keburukannya (wajib).
Demikianlah beberapa penafsiran surat Al Humazah, teman-teman bisa
menyimpulkannya sendiri, ya. Intinya adalah, mengumpat dan mencela adalah
perbuatan yang sangat ringan dilakukan, terbukti di sekitar kita banyak yang
melakukannya. Namun perlu diingat, bahwa perbuatan yang mudah dilakukan itu akn
memberikan dampak akhirat yang kita tidak akan kuat menanggungnya. Belum lagi
di dunia, pengumpat dan pencela termsuk orang yang dihindari oleh manusia
lainnya.
sumber gb.wongsantun.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar